Friday, October 14, 2016

Materi Kerajinan Limbah Tekstil


1.       Perngertian limbah tekstil
Istilah “limbah” sebenarnya memiliki kesan yang kurang baik, sebab biasanya berupa sisa buangan yang berpotensi mencemari lingkungan alam sekitar. Namun limbah tekstil yang dimaksudkan disini adalah sisa-sisa potongan kain yang berasal dari iastry gramen atau proses produksi konveksi (pakaian).
Istilah umum untuk sisa potongan-potongan kain itu adalah kain perca, meskipun limbah iastry garmen tidaklah selalu berupa kain perca (ias juga berupa tali majun, benang dsb). Untuk mendapatkan limbah garmen kita ias mendatangi kawasan iastry garmen dan membelinya disana atau melalui jasa pemasok khusus limbah garmen. Kita ias membeli bahan baku kerajinan dari mereka.
2.       Aneka karya kerajinan limbah tekstil
Produk kerajinan dari limbah tekstil telah banyak yang dijual di pasaran, namun dari sekian banyak jenis itu produk-produk kerajinan limbah tekstil sebenarnya dapat dikelompokkan menjadi dua kategori berdasarkan fungsinya, yaitu:
a.       Benda-pakai
Sebuah produk kerajinan dari limbah tekstil dikategorikan sebagai benda-pakai jika produk kerajinan itu sengaja dibuat sebagai benda untuk fungsi pemakaian sehari-hari. Contohnya adalah taplak meja, keset, guling, selimut dsb.
b.      Benda-hias
Berkebalikan dengan pengertian benda-pakai, benda-hias merupakan produk kerajinan limbah tekstil yang sengaja dibuat untuk fungsi sebagai hiasan semata. Contoh untuk kategori ini misalnya boneka, gantungan kunci, bross, hiasan dinding dsb.
  1. Fungsi karya kerajinan limbah tekstil
Karakteristik limbah tekstil:
a.       Sulit menyatu kembali dengan lingkungan alam
Limbah garmen yang berupa sisa potongan kain akan sulit hancur meskipun sudah bertahun-tahun lamanya tertimbun didalam tanah, terlebih lagi jika kain itu terbuat dari bahan serat sintetis dan bukan serat alami.
b.      Dapat merusak biota yang ada didalam tanah dalam jangka waktu tertentu
Akibat dari tidak dapat terurainya limbah garmen seiring berjalannya waktu maka hal ini dapat membawa dampak berupa rusaknya biota tanah dimana limbah garmen itu dibuang.
c.       Apabila dibakar asapnya bisa mencemari udara
Pembakaran limbah garmen dalam jumlah yang besar akan berdampak pada lingkungan udara disekitarnya. Asap dan bau yang ditimbulkannya bisa mengganggu pernafasan dan iritasi mata.
d.      Bisa menjadi media berkembangnya bibit penyakit
Gumpalan-gumpalan limbah garmen yang bercampur dengan jenis sampah lainnya merupakan media yang baik bagi berkembangnya bibit-bibit penyakit.
e.      Bisa menyumbat saluran-saluran air yang pada akhirnya bisa menimbulkan banjir
Limbah garmen yang menggumpal bersama tanah dan sampah plastik bisa menyumbat selokan-selokan dan saluran air lainnya, sehingga pada akhirnya bisa menimbulkan banjir.
f.        Membutuhkan lahan yang luas sebagai tempat pembuangannya
Limbah dari industri garmen ada dalam volume yang besar sehingga penanganannya membutuhkan lahan yang luas pula. hal ini akan menjadi kesulitan tersendiri jika industri garmen penghasil limbah itu berada pada daerah yang padat penduduknya, dimana tidak tersedia lagi lahan yang cukup untuk penimbunan limbah tersebut.
Untuk itu salah satu solusi yang tepat adalah dengan memanfaatkan limbah garmen itu dengan mengolahnya menjadi barang berguna yang bisa mendatangkan penghasilan. Salah satu faktor tumbuhnya kerajinan limbah tekstil di suatu daerah adalah karena mudahnya mendapatkan bahan baku dengan harga yang murah. Pada daerah dimana banyak berdiri industri garmen biasanya juga akan tumbuh usaha-usaha kerajinan yang memanfaatkan limbah dari industri garmen itu.
  1. Unsur estetika dan ergonomis karya kerajinan limbah tekstil
Unsur Estetika dan Ergonomis Produk Kerajinan
dari Bahan Lunak
Pembuatan produk kerajinan harus memperhatikan unsur
estetika dan ergonomis.
a.  Unsur Estetika
Unsur   estetika   sering   kita   kenal   dengan   istilah   keindahan.
Keindahan   adalah   nilai-nilai   estetis   yang   menyertai   sebuah
karya   seni.   Keindahan   juga   diartikan   sebagai   pengalaman
estetis  yang  diperoleh  ketika  seseorang  mencerap  objek  seni
atau dapat pula dipahami sebagai sebuah objek yang memiliki
unsur keindahan.
Nilai-nilai keindahan (estetik) atau keunikan karya seni memiliki
prinsip: kesatuan (unity), keselarasan (harmoni), keseimbangan
(balance),    dan    kontras    (contrast)    sehingga    menimbulkan
perasaan haru, nyaman, nikmat, bahagia, agung, ataupun rasa
senang.
b. Unsur Ergonomis
Unsur   ergonomis   karya   kerajinan   selalu   dikaitkan   dengan
aspek  fungsi  atau  kegunaan.  Adapun  unsur  ergonomis  karya
kerajinan adalah seperti berikut:
1. Keamanan   (security)   yaitu   jaminan   tentang   keamanan
orang menggunakan produk kerajinan tersebut.
2.    Kenyamanan   (comfortable),   yaitu   kenyamanan   apabila
produk  kerajinan  tersebut  digunakan.  Barang  yang  enak
digunakan disebut barang terap. Produk kerajinan terapan
adalah  produk  kerajinan  yang  memiliki  nilai  praktis  yang
tinggi.
3.    Keluwesan    (flexibility),    yaitu    keluwesan    penggunaan.
Produk  kerajinan  adalah  produk  terap/pakai,  yaitu  produk
kerajinan  yang  wujudnya  sesuai  dengan  kegunaan  atau
terapannya.  Produk  terap/pakai  dipersyaratkan  memberi
kemudahan   dan   keluwesan   penggunaan   agar   pemakai
tidak mengalami kesulitan dalam penggunaannya.
Sumber (http://bondowoso-jawa.blogspot.com)
  1. Motif ragam hias pada kerajinan limpah tekstil.
a.Ragam Hias Murni, ialah ragam hias yang hanya berfungsi untuk memberi
nilai tambah estetika pada benda tersebut dan tidak berhubungan dengan
nilai fungsi benda tersebut.

b.  Ragam Hias Simbolis, ialah ragam hias yang selain berfungsi memperindah
juga  memiliki  makna  tertentu  yang  bersumber  dari  adat  istiadat,  agama
maupun  sistem  sosial,  yang  harus  ditaati  norma-normanya  untuk  meng-
hindari salah pengertian bagi pengguna ragam hias tersebut. Contoh ragam
hias ini di antaranya kaligrafi   , ragam hias pohon hayat, ragam hias burung
phoenix, ragam hias swastika, dan sebagainya.

Secara garis besar, ragam hias pada masyarakat yang hidup di pesisir pantai
banyak  menggunakan  bentuk-bentuk  binatang  laut,  maupun  bentuk  alam
seperti  awan,  bintang,  bulan  dan  matahari.  Masyarakat  yang  tinggal  di  tepi
hutan   dan   pegunungan   banyak   menggunakan   ragam   hias   dari   bentuk
tumbuh-tumbuhan, buah, burung, dan serangga yang sering mereka jumpai di
lingkungannya.  Namun,  tidak  tertutup  kemungkinan  sumber  inspirasi  ragam
hias bercampur di suatu wilayah.
Adapun bentuk-bentuk ragam hias yang dibuat dengan mengambil inspirasi
dari lingkungan alam sekitar biasanya yang memberikan manfaat dan berguna
bagi  kehidupan  suatu  suku  bangsa.  Akibatnya,  bentuk  motif  suatu  daerah
memiliki kandungan makna loso kehidupan suku bangsa tersebut.

a.  Ragam   Hias   Geometris   adalah   ragam
hias yang mengulang suatu bentuk baku
tertentu  dengan  ukuran  tertentu  dalam
komposisi  yang  seimbang  pada  seluruh
sisinya.

b.Ragam   Hias  Tumbuh-tumbuhan   adalah
ragam  hias  yang  mengambil  inspirasi  dari
tumbuh-tumbuhan  pada  wilayah  tertentu
untuk dimodi   kasi menjadi ragam hias yang
mencerminkan ciri khas wilayah tersebut.

c.   Ragam Hias Mahluk Hidup  adalah  ragam  hias  yang  mengambil  inspirasi
dari mahluk hidup di darat, laut, dan udara pada wilayah tertentu dan dimo-
di   kasi menjadi ragam hias khas wilayah tersebut. Ragam hias ini biasanya
dimasukkan  dalam  kelompok  ragam  hias  untuk  menggambarkan  dunia
tengah.

e.   Ragam   Hias   Dekoratif   adalah   ragam   hias   yang   bersifat   arti   sial   dan
biasanya  merupakan  penggabungan  dari  beberapa  inspirasi  ragam  hias
pada kelompok yang ada sebelumnya yang dimodi   kasi sehingga menjadi
sebuah bentuk ragam hias yang baru dan memiliki nilai estetika tersendiri.

Pola Ragam Hias :
Desain  ragam  hias  yang  terdapat  di  wilayah  Indonesia  ini  beberapa  di
antaranya  sudah  merupakan  pola  baku  ragam  hias  wilayah  tertentu.  Desain
ragam hias dapat dikelompokkan dalam jenis pola sebagai berikut.
a.   Jenis  pola  tunggal  (pattern),  yaitu  bentuk  pola  yang  disusun  dengan
ukuran yang berdiri sendiri tanpa diberi bentuk yang lain.
b.  Jenis  pola  ulang  himpunan  (assemblage),  yaitu  bentuk  pola  yang  tiap
bagian  merupakan  suatu  kelompok  dan  kumpulan  dari  beberapa  bentuk
atau unsur yang masih bersifat satu kesatuan.
c.   Jenis pola ulang menyeluruh, yaitu ragam hias dengan kombinasi-kombi-
nasi ulangan disertai dengan membubuhkan bentuk lain yang tidak tercak-
up dalam kelompok tanpa merusak bentuk pokok dari ragam hias tersebut.
66.       Teknik pembuatan benda kerajinan limbah tekstil
a.       Teknik quilting
b.      Teknik aplikasi perca
c.       Makrame
d.      Teknik anyam
e.      Teknik untuk bentuk 3 dimensi
77.       Pengemasan karya kerajinan limbah tekstil
Pengemasan merupakan sistem yang terkoordinasi untuk menyiapkan barang menjadi siap untuk ditransportasikan, didistribusikan, disimpan, dijual, dan dipakai. Adanya wadah atau pembungkus dapat membantu mencegah atau mengurangi kerusakan, melindungi produk yang ada di dalamnya, melindungi dari bahaya pencemaran serta gangguan fisik (gesekan, benturan, getaran)


Load disqus comments

1 comments:

Damas. Powered by Blogger.